Layakkah saudaraku sebagai seorang muslim bila keuntungan dunia dari
beramal shaleh lebih menguasai hati Anda dibanding keuntungan akhirat?
Pantaskah sebagai orang yang beriman terhadap pembalasan pada hari akhir
memiliki pola pikir semacam ini ?
Suatu hari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menceritakan
bahwa kelak pada hari kiamat ada empat orang yang pertama kali dihisab,
diantaranya:
“Seorang lelaki yang Allah lapangkan
rezekinya, sehingga ia memiliki seluruh jenis harta kekayaan. Ketika ia
didatangkan, segera Allah mengingatkannya perihal berbagai jenis nikmat-Nya di
dunia, dan ia pun mengakuinya semua. Selanjutnya Allah bertanya kepadanya: Lalu
apakah yang engkau kerjakan dengan nikmat-nikmat-Ku itu? Ia menjawab: Tidaklah
ada satu jalanpun yang Engkau suka bila aku bersedekah padanya melainkan aku
telah menyedekahkan hartuku padanya . Namun Allah menghardik lelaki itu dan
berfirman: Engkau berdusta, sejatinya engkau melakukan itu agar dikatakan
engkau adalah orang dermawan, dan itu telah engkau dapatkan. Selanjutnya ia
diperintahkan untuk diseret terbalik di atas wajahnya, dan kemudian dicampakkan
ke dalam neraka.” (HR. Muslim).
Saudaraku! memiliki tujuan skunder dari amal shaleh berupa keuntungan di
dunia walaupun dibenarkan, namun tidak diragukan bahwa orang yang hanya
memiliki satu tujuan yaitu pahala di akhirat adalah lebih utama. Anda pasti
mengetahui bahwa diantara etika bersedekah ialah merahasiakannya, sampai-sampai
tangan kiri Anda tidak mengetahui apa yang disedekahkan oleh tangan kanan Anda.
Karena itu dalam banyak dalil balasan dunia tidak disebutkan, sebagaimana
ditegaskan pada firman Allah Ta’ala, yang artinya:
“Dan mereka memberikan makanan yang
disukainya kepada orang miskin, anak yatim dan orang
yang ditawan. Sesungguhnya Kami memberi makanan kepadamu hanyalah untuk mengharapkan keridhaan Allah, kami tidak
menghendaki balasan dari kamu dan tidak pula (ucapan) terima kasih.
Sesungguhnya Kami takut akan (adzab) Tuhan kami pada suatu hari yang (di hari
itu) orang-orang bermuka masam penuh kesulitan. Maka Tuhan memelihara mereka
dari kesusahan hari itu, dan memberikan kepada mereka kejernihan (wajah) dan
kegembiraan hati. Dan Dia memberi balasan kepada mereka karena kesabaran mereka
(dengan) surga dan (pakaian) sutera.” (QS. Al-Insan: 8-12)
Percayalah, saudaraku, Allah tidaklah pelit atau kikir. Bila Anda
senantiasa melapangkan urusan saudara Anda, pastilah Allah membalas Anda dengan
yang serupa. Akan tetapi syaratnya bila Anda melakukan amal kebajikan Anda
benar-benar karena ikhlas, hanya mengharapkan balasan dari Allah.
Semoga paparan sederhana ini dapat menjadi pencerahan bagi Anda, sehingga
tidak terjerumus dalam ketimpangan dengan mengedepankan keuntungan materi
dibanding keuntungan akhirat di sisi Allah. Wallahu Ta’ala a’alam bisshawab.
Sumber : Buku TUNTUNAN SYARIAH Untuk Meraih Bisnis Dan
Rezeki Barokah, karya DR. Muhammad Arifin Badri
0 komentar:
Posting Komentar