Kamis, 07 Februari 2013

Bersedekah Agar Kaya (4) ?


Layakkah saudaraku sebagai seorang muslim bila keuntungan dunia dari beramal shaleh lebih menguasai hati Anda dibanding keuntungan akhirat? Pantaskah sebagai orang yang beriman terhadap pembalasan pada hari akhir memiliki pola pikir semacam ini ?

Suatu hari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam  menceritakan bahwa kelak pada hari kiamat ada empat orang yang pertama kali dihisab, diantaranya:
Seorang lelaki yang Allah lapangkan rezekinya, sehingga  ia memiliki seluruh jenis harta kekayaan. Ketika ia didatangkan, segera Allah mengingatkannya perihal berbagai jenis nikmat-Nya di dunia, dan ia pun mengakuinya semua. Selanjutnya Allah bertanya kepadanya: Lalu apakah yang engkau kerjakan dengan nikmat-nikmat-Ku itu? Ia menjawab: Tidaklah ada satu jalanpun yang Engkau suka bila aku bersedekah padanya melainkan aku telah menyedekahkan hartuku padanya . Namun Allah menghardik lelaki itu dan berfirman: Engkau berdusta, sejatinya engkau melakukan itu agar dikatakan engkau adalah orang dermawan, dan itu telah engkau dapatkan. Selanjutnya ia diperintahkan untuk diseret terbalik di atas wajahnya, dan kemudian dicampakkan ke dalam neraka.”  (HR. Muslim).

Saudaraku! memiliki tujuan skunder dari amal shaleh berupa keuntungan di dunia walaupun dibenarkan, namun tidak diragukan bahwa orang yang hanya memiliki satu tujuan yaitu pahala di akhirat adalah lebih utama. Anda pasti mengetahui bahwa diantara etika bersedekah ialah merahasiakannya, sampai-sampai tangan kiri Anda tidak mengetahui apa yang disedekahkan oleh tangan kanan Anda.

Karena itu dalam banyak dalil balasan dunia tidak disebutkan, sebagaimana ditegaskan pada firman Allah Ta’ala, yang artinya:
Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim dan orang yang ditawan. Sesungguhnya Kami memberi makanan kepadamu hanyalah untuk mengharapkan keridhaan Allah, kami tidak menghendaki balasan dari kamu dan tidak pula (ucapan) terima kasih. Sesungguhnya Kami takut akan (adzab) Tuhan kami pada suatu hari yang (di hari itu) orang-orang bermuka masam penuh kesulitan. Maka Tuhan memelihara mereka dari kesusahan hari itu, dan memberikan kepada mereka kejernihan (wajah) dan kegembiraan hati. Dan Dia memberi balasan kepada mereka karena kesabaran mereka (dengan) surga dan (pakaian) sutera.”  (QS. Al-Insan: 8-12)

Percayalah, saudaraku, Allah tidaklah pelit atau kikir. Bila Anda senantiasa melapangkan urusan saudara Anda, pastilah Allah membalas Anda dengan yang serupa. Akan tetapi syaratnya bila Anda melakukan amal kebajikan Anda benar-benar karena ikhlas, hanya mengharapkan balasan dari Allah.

Semoga paparan sederhana ini dapat menjadi pencerahan bagi Anda, sehingga tidak terjerumus dalam ketimpangan dengan mengedepankan keuntungan materi dibanding keuntungan akhirat di sisi Allah. Wallahu Ta’ala a’alam bisshawab.

Sumber : Buku TUNTUNAN SYARIAH Untuk Meraih Bisnis Dan Rezeki Barokah, karya DR. Muhammad Arifin Badri

0 komentar:

Posting Komentar