Allah ‘Azza wa Jalla Maha Pemurah, sehingga
nikmat dan karunia-Nya senantiasa menyertai hidup umat manusia.
Begitu
pemurahnya Allah ‘Azza wa Jalla sampai-sampai nikmat-Nya
dapat dirasakan sampaipun oleh orang-orang kafir dan yang banyak bergelimang
dalam dosa. Yang demikian itu karena nikmat dunia tiada artinya di sisi Allah.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menegaskan:
“Andai kehidupan dunia di sisi Allah
senilai sayap nyamuk niscaya Allah tidak mungkin membiarkan orang kafir
menikmati walau hanya seteguk air.” (HR. At-Tirmizy).
Demikianlah kedudukan harta kekayaan dunia di sisi Allah, sehingga wajar
bila orang kafir dapat saja menjadi kaya bahkan mungkin juga orang terkaya di
dunia ini. Namun beda halnya dengan iman kelapangan dada dengan cahaya takwa.
Iman dan takwa begitu bernilai disisi Allah sehingga hanya diberikan kepada
hamba yang Allah cintai.
Sebagaimana yang dituturkan oleh junjungan kita shallallahu ‘alaihi wa sallam:
“Sejatinya Allah telah membagi akhlaq
kalian sebagaimana Allah juga telah membagi rezeki kalian. Dan sejatinya Allah
‘Azza wa Jalla dapat saja memberi kakayaan dunia kepada orang yang Dia
cintai dan yang tidak Dia cintai. Namun untuk urusan agama, maka Allah tidak
mungkin memberikannya kecuali kepada orang yang Allah cintai. Barangsiapa yang
telah Allah berikan bagian dalam urusan agama, maka itu bukti bahwa Allah
mencintainya.” (HR. Ahmad dan lainnya).
Berangkat dari hal ini, Islam mendorong umatnya untuk mengorbankan dunianya
demi membangun imannya. Dan sebaliknya, Islam juga mengharamkan atas mereka
perbuatan mengorbankan urusan agama demi mendapatkan kepentingan dunia.
Bersambung ke Bersedekah Agar Kaya (2) ?
Bersambung ke Bersedekah Agar Kaya (2) ?
0 komentar:
Posting Komentar